Wednesday, September 13, 2017

# Cerita # Fiksi Mini

LUAPAN ISI HATI MARKONAH


Markonah, begitu ia dipanggil. Seorang wanita lajang berumur tiga puluh lima tahun yang lumayan terkenal di kalangan ibu-ibu sosialita di kota Purwadadi, Jawa Tengah.

" Mar, cepet keburu siang !", Teriak Emaknya.

"Iyo mak, sik bentar lagi selesai", kata Markonah sambil memasang bulu mata palsunya.

Dia begitu eksis di kota itu, segala organisasi ibu-ibu dan arisan ia ikuti, karena saking inginnya terlihat eksis, arisan rantang sampai arisan motor, tidak ada yang terlewat.

"Cepet tho Mar, mau ke pasar wae pake bulu mata segala !", teriak Emaknya lagi yang sudah terlihat nangkring di atas motor scoopy milik Markonah.

"Halah, iyo iyo Mak, ini udah selesai", teriak Markonah sembari berusaha menutup resleting celananya yang terlihat sangat ketat karena badannya yang begitu gembul, mirip seperti Emaknya.

Markonah begitu percaya diri, selalu berpenampilan glamor bak Syahrini dengan jambul kalutistiwa dan bulu mata anti badainya, walau hanya untuk pergi kepasar atau ke warung sekalipun.

"Mar, ini motor cuman dinaikin dua orang kok udah penuh sesak koyo ngene yo Mar ?", tanya Emaknya heran, saat di tengah perjalanan menuju ke pasar.

"Iyo yo mak, besok aku ganti lah yang rada longgaran" jawab Markonah cuek, tidak merasa kalau sebenarnya badan merekalah yang terlalu besar.

Setiap harinya Emak Markonah berjualan nasi di warung, sedangkan Markonah adalah seorang selles keliling produk kecantikan.

"Eh mbak Mar, antar Emak yo mbak?", tanya seseorang yang kebetulan berpapasan di tempat parkir di pasar.

"Iyo yu.." Jawabnya singkat sambil tersenyum.

"Mbak Mar, mampir ke warungku sini..!" Teriak seseorang yang lain di depan sebuah warung makan.

"Matursuwun Bude, aku baru diet !" jawab Markonah, nyengir.

Lama ia menunggu di parkiran, Emaknya belum datang juga, lalu ia mengeluarkan smartphone miliknya.

"Baru anterin Mama shooping, Huufs.. Bosen deh !", tulisnya distatus account facebook miliknya.

"Ayo Mar, uwes iki", kata Emaknya yang baru datang.

"Oh.. Uwes Mak? Sik sik", sahut Markonah
"Duh lega akhirnya Mama selesai juga shoopingnya, OTW", tulisnya lagi.

***
Sore itu tidak seperti biasanya, selama beberapa hari terakhir sepulang kerja dari berkeliling menjadi selles Markonah tampak begitu murung dan sedih.

"Ono opo tho Mar?", tanya Emaknya dari depan pintu kamar Markonah.

"Ora popo Mak", jawab Markonah yang sedang berbaring di tempat tidur. Sejenak kemudian ia membuka smartphone nya.

"Aku galau", dia menulis caption kembali.

Rupa-rupanya Markonah sedang dilanda patah hati, Mukidi pacarnya ternyata sudah mempunyai istri, setelah delapan bulan terakhir mereka menjalin hubungan asmara, Markonah baru mengetahui kenyataan yang sebenarnya.

"Laki-laki itu jahat", tulisnya lagi.

Kali ini bukan dihalaman facebooknya, melainkan di BBM.

Emaknya mendatanginya lagi, dengan membawa sepiring nasi pecel komplit dengan lauknya.

"Makan dulu, Mar".

"Ga mau Mak, ora pengen".

"Mak udah tau Mar, si Siti udah cerita, katanya Mukidi ternyata udah punya istri, yo tho ?, yo wis lah Mar.. Ra usah sedih terus, berarti memang ga berjodoh, sing sabar, cari laki-laki yang lain".

"Iyo Mak, ga cuman itu teman-teman arisan sama PKK banyak yang ngata-ngatain aku, dibilangnya aku bakal jadi perawan sampe tua, dibilangnya lagi Mukidi minta putus karena badanku gembrot, sakitnya tuh disini Mak, sakiiit" Jawab Markonah kesal sambil meremas-remas guling yang terlihat sudah gepeng, mungkin karena setiap hari di kempit paha Markonah.

"Iyo lah Mak ngerti, ya kamu bilang kebenarannya sama mereka, luapkan isi hati kamu, jangan disimpan sendiri, jadi wanita itu harus kuat" kata Emaknya.

"Yo wis, Mak mau nyuci dulu", sahut Emaknya lagi sembari berdiri hendak keluar kamar.

"Sik, Mak.. Sik !", Kata Markonah tiba-tiba.

"Ono opo, Mar?" emaknya penasaran, mungkin ada yang anaknya ingin sampaikan lagi.

"Nasinya bawa sini mak, aku ngelih", kata Markonah, nyengir.

***

Malam itu, setelah beberapa hari dilanda galau sendirian, Markonah memutuskan untuk meluapkan segala kemarahan dan sakit hatinya. Di bukanya laptop miliknya, mulailah ia merekam sebuah video yang akan diupploadnya di youtube, ia ingin seluruh dunia tahu tentang perasaannya.

Ia memutar sebuah lagu campur sari, tentang penghianatan dan rasa sakit hati.
Lalu, mulailah ia merekam.

"Ini lagu untuk siapapun yang nyakitin gue, siapapun !".

Sambil menari-nari dan memajukan bibirnya.

"Lagu ini kayaknya cocok buat temen-temen arisan gue, temen-temen PKK gue.. yang musuhin gue.. Kalian bilang gue gendut, makanya Mukidi mutusin gue.. Hellooo.. Situ okee haa?? Kalian juga bilang gue bakal jadi perawan tua, kalian dukun?? Haa?

Juminah, makan nih !! Sama pengikut-pengikut lo juga !"

Lalu Markonah bernyanyi lagi mengikuti lagu campursari yang tadi diputarnya, sambil menggoyang-goyangkan badannya yang gembul.

Lalu ia berkata lagi,

"Sama buat Mas Mukidi Ardiansyah Putra Adiwibowo, yang udah nipu gue.. Nyakitin hati gue.., makan nih lagu buat lo !"

"Markonaaaah, sadar nduk !! " Emaknya berteriak.

End.

No comments:

Post a Comment